Written
by. EDUPEDIA
HENDRA DWI PRASETYO
// CITRA O. S. PRASETYO
Persilangan merupakan cara yang
paling populer untuk meningkatkan variabilitas genetik, bahkan sampai sekarang
karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan. Berbagai galur hasil
rekayasa genetika pun biasanya masih memerlukan beberapa kali persilangan untuk
memperbaiki penampilan sifat-sifat barunya. Pada dasarnya, persilangan adalah
manipulasi komposisi gen dalam populasi. Keberhasilan persilangan memerlukan
prasyarat pemahaman akan proses reproduksi
tanaman yang bersangkutan (biologi bunga). Berbagai macam skema persilangan
telah dikembangkan (terutama pada pertengahan abad ke-20) dan menghasilkan
sekumpulan metode pemuliaan yang
lazim diajarkan di perkuliahan bagi mahasiswa pemuliaan tanaman tingkat
sarjana.
Walaupun secara teknis relatif
mudah, keberhasilan persilangan perlu mempertimbangkan ketepatan waktu berbunga
(sinkronisasi), keadaan lingkungan yang mendukung, kemungkinan inkompatibilitas, dan
sterilitas keturunan. Keterampilan teknis dari petugas persilangan juga dapat
berpengaruh pada keberhasilan persilangan. Pada sejumlah tanaman, seperti
jagung, padi, dan Brassica napus (rapa), penggunaan teknologi
mandul jantan
dapat membantu mengurangi hambatan teknis karena persilangan dapat dilakukan
tanpa bantuan manusia.
Semua varietas unggul padi, jagung, dan kedelai
yang ditanam di Indonesia saat ini dirakit melalui persilangan yang diikuti
dengan seleksi. Perkembangan dalam biologi molekular memunculkan metode-metode
pemuliaan baru yang dibantu dengan penanda
genetik dan dikenal sebagai pemuliaan dengan penanda.
1. Metode
Seleksi
Berkenaan dengan metode pemuliaan yang
akan dipilih maka perhatian utama diarahkan kepada populasi dari mana seleksi
akan dilakukan dan metode seleksi yang akan diterapkan. Keragaman yang dihasilkan
sangat penting untuk pekerjaan pemuliaan tanaman, karena seleksi tidak
menciptakan keragaman akan tetapi ia berperan atas adanya keragaman, dan
seleksi hanya akan efektif jika berlangsung pada adanya perbedaan turun-temurun
1.1 Seleksi
Langsung
Seleksi
langsung dapat diartikan sebagai pemilihan secara langsung genotipe- genotipe
terbaik berdasarkan karakter-karakter yang memenuhi kriteria seleksi. Seleksi
langsung dapat dikategorikan ke dalam seleksi langsung berdasarkan satu sifat
dan seleksi langsung terhadap beberapa sifat. Sehubungan dengan seleksi
terhadap banyak sifat, metode yang dapat dipilih adalah :
- Seleksi
berurutan (Tandem Selection/TS)
Seleksi dikerjakan terhadap satu sifat yang paling
penting, baru seleksi sifat lainnya. Kekurangan seleksi ini adalah genotipe
dengan sifat lain yang baik dapat terbuang kalau saat seleksi sifat sebelumnya
performanya tidak baik.
- Seleksi
simultan (Independent Culling Lecel/ICL)
Pada seleksi ini ditentukan batas-batas minimal
berbagai sifat. Grup individu yang memiliki nilai di atas batas minimal
tersebut yang dipilih. Kelebihannya dibanding metode sebelumnya adalah dapat
melihat kedua sifat sekaligus. Adapun kerugiannya adalah intensitas seleksi
antar karakter tidak bebas, sedang pada metode sebelumnya bebas menentukan
intensitas seleksi antar sifat.
- Seleksi
indeks (Index Selection)
Seleksi ini dapat mengatasi kekurangan dua metode
sebelumnya. Pada seleksi ini, diperlukan nilai ekonomis relatif, penduga ragam
fenotipe, ragam fenotipe, serta kedua peragam genotipe dan fenotipe untuk
memperoleh nilai-nilai hubungan indeksnya. Hanya individu yang berindeks
tertinggi yang dipilih untuk diteruskan ke generasi-generasi seleksi
selanjutnya. Batas minimum untuk tiap sifat adalah saling bebas. Jadi
individu-individu yang mungkin harus dibuang menurut metode simultan mungkin
masih bisa dipergunakan dalam metode seleksi indeks. Contoh :Indeks : b1X1 +
b2X2 + b3X3 + b4X4 + … + bnXndi mana x adalah karakter, koefisien b ditentukan
oleh nilai korelasi dan nilai ekonomi relatif.
1.1.1 Pendugaan Kemajuan Seleksi
Kemajuan
seleksi dapat diartikan sebagai nilai kemajuan genetik secara teoritis yang
merupakan besarnya kenaikan hasil yang akan diperoleh akibat dilakukannya
kegiatan seleksi terhadap suatu populasi tanaman. Untuk mengetahui seberapa
besar kemajuan seleksi yang diperoleh, diperlukan pengetahuan tentang populasi
dan keragamannya serta besarnya angka heritabilitas.
Sebagai
ilustrasi digunakan program pemuliaan tanaman jagung yang bertujuan
meningkatkan produksi. Sebagai populasi dasar adalah sejumlah m individu,
mempunyai rata-rata berat biji per tongkol P1 = 210 gram, s = 40 gram. Seleksi
dilakukan terhadap n individu yang mempunyai berat biji per tongkol > 270
gram, yang rata-ratanya Pp = 300 gram, maka Pp-P1 = 90 gram. Nilai ini
dinamakan diferensial seleksi (selection
differential). Pada populasi dengan jumlah anggota besar dan
mengikuti sebaran normal, rata-rata P1 fenotipe dapat dianggap sebagai
rata-rata G1 genotipenya.
Selanjutnya,
tanaman terpilih dengan rata-rata Pp tersebut, ditanam dan mengalami
persilangan secara acak, rata-ratanya kita sebut sebagai P2 yang diasumsikan
sebagai rata-rata G2 genotipenya. Dengan asumsi kondisi lingkungan F1 sama
dengan generasi sebelumnya, maka G2-G1 disebut kemajuan seleksi dan diberi
notasi G.
Di mana:
k adalah
intensitas seleksi,
σP adalah simpangan baku fenotipe populasi
dasar, dan
H adalah
besarnya angka heritabilitas populasi tersebut.
Besarnya
intensitas seleksi k sangat tergantung pada jumlah individu yang terpilih n dari
populasi dasar m, nilai rata-rata fenotipe, dan simpangan baku dari populasi
dasar. Intensitas seleksi sendiri akan mempengaruhi besarnya diferensial
seleksi.
1.2. Seleksi tidak langsung
Seleksi tidak
langsung dapat diartikan sebagai pemilihan secara tidak langsung
genotipe-genotipe terbaik berdasarkan karakter-karakter yang dinilai memiliki
hubungan dengan tujuan akhir program pemuliaan, misalnya karakter daya hasil,
ketahanan terhadap penyakit, dan lain sebagainya.
1.2.1 Korelasi Antar Karakter
Analisis
korelasi merupakan analisis untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua peubah
atau lebih. Analisis ini menyediakan pengukuran derajat hubungan antar peubah
atau kebaikan suai (goodness of fit)
dari hubungan yang diutarakan pada data yang sedang ditangani. Keeratan
hubungan antar karakter ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) yang nilainya
berkisar antara -1 hingga +1. Semakin dekat koefisien korelasi dengan salah
satu dari kedua nilai tersebut, maka keeratan hubungan antar karakter semakin
baik. Rumus korelasi sendiri adalah :
Dalam kaitannya
dengan seleksi, analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui karakter
morfologi mana yang berkorelasi dengan hasil, sehingga dapat dijadikan karakter
seleksi.
1.2.2 Analisis Lintas
Analisis lintas
merupakan bentuk analisis regresi linear terstruktur dengan peubah-peubah yang
dibakukan yang dapat menguraikan koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung. Analisis lintas dapat menggabungkan keterangan
kuantitatif yang diperoleh dari koefisien korelasi dengan keterangan kualitatif
melalui hubungan kausal yang telah dirumuskan peneliti sehingga diperoleh
informasi yang kuantitatif.
Menurut Singh
dan Chaudary (1979), ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menarik
kesimpulan pada analisis lintas, yaitu :
- Jika korelasi antara peubah hampir sama dengan
pengaruh langsungnya maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan yang
sebenarnya dan seleksi langsung melalui peubah tersebut akan efektif
- Jika korelasi positif tetapi
pengaruh langsungnya negatif maka pengaruh tidak langsunglah yang
menyebabkan korelasi tersebut. Pengaruh tak langsung ini merupakan peubah
yang harus diperhatikan lebih lanjut
- Jika korelasi negatif dan kecil sedangkan
pengaruh langsungnya positif dan besar maka pemilihan model selanjutnya
yang dilakukan harus dengan pembatasan yang benar agar pengaruh peubah tak
langsung menjadi hilang, sehingga pengaruh langsung bisa lebih berguna.
3. Persilangan
Resiprok
Dalam persilangan, Hukum Mendel tidak mempersoalkan macam/jenis
kelamin. Artinya, Hukum Mendel I dan II berlaku sama pada jenis kelamin jantan
maupun betina. Ini berarti bahwa jantan dan betina memiliki kesempatan yang
sama dalam pewarisan sifat. Misalnya, persilangan antara bunga yang berwarna
merah dengan yang berwarna putih akan menghasilkan keturunan yang sama, apabila
serbuk sari diambil dari bunga merah atau putih. Persilangan yang demikian
dikenal dengan Persilangan Resiprok.
Refrensi:
--FIN--
No comments:
Post a Comment