Written
by. EDUPEDIA
Hendra
Dwi Prasetyo // Citra O. S. Prasetyo
imbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan
tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah
secara alami berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah dapat mengganggu
lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal,
melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian dapat diolah lebih lanjut menjadi
hasil tambahan di samping produk utamanya. Salah satu bentuk limbah pertanian
adalah sekam yang merupakan “buangan” pengolahan padi.
sekam padi (http://archive.kaskus.co.id/) |
Di
Indonesia, khususnya di Provinsi Bali, sekam
padi (kulit gabah) biasanya bertumpuk dan hanya
menjadi bahan buangan disekitar penggilingan padi. Pemanfaatannya masih sangat
terbatas, hasil pembakaran sekam padi biasanya digunakan sebagai abu gosok
untuk membersihkan peralatan rumah tangga dan digunakan untuk mengeringkan bata
pada tempat-tempat pembuatan genteng dan batu bata.
abu gosok (http://www.adityanusantara.my.id/) |
Sekam padi merupakan hasil penggilingan
atau penumpukan gabah. Secara global sekitar 600 juta ton beras dari padi
diproduksi tiap tahunnya. Sekitar 20 % dari berat padi adalah sekam padi, dan
bervariasi dari 13 - 29 % dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu
dihasilkan setiap kali sekam
dibakar (Hara, 1996; Krishnarao, et al., 2000). Dilihat dari
morfologinya. Sekam padi merupakan
lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang
disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah,
sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3 - 28% sekam.
Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi. Ditinjau dari
komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur penting seperti terlihat
pada Tabel 1.
Dengan komposisi kandungan kimia seperti itu,
sekam antara lain dapat dimanfaatkan untuk:
- Bahan baku industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural;
- Bahan baku industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah;
- Sumber energi panas karena kadar selulosanya cukup tinggi sehingga dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3,
dengan nilai kalori 3.300 kkal/kg sekam. Melihat potensi sekam yang begitu
besar sebagai sumber energi maka pemasyarakatan penggunaan sekam sebagai bahan bakar
alternatif pada rumah tangga, sebagai pengganti energi kayu atau bahan bakar
minyak, sangat memungkinkan.
Sekam merupakan
limbah dari penggilingan padi yang dapat memberi peluang usaha bila diolah
lebih lanjut. Pembuatan arang sekam salah satunya. Arang sekam dibuat dari pembakaran
tak sempurna atau pembakaran parsial sekam padi. Bahan baku arang sekam bisa
didapatkan dengan mudah di tempat-tempat penggilingan beras. Bahkan di
beberapa tempat, sekam padi dianggap sebagai limbah. Sebanyak 20 - 30%
dari proses penggilingan padi akan dibuang dalam bentuk sekam padi. Arang sekam merupakan salah satu
campuran media tanam yang dapat mengikat air dan merupakan bahan unsur hara
alami yang dapat menyuburkan tanaman karena sifatnya yang remah dan strukturnya
mudah menyimpan oksigen. Perakaran tanaman akan tumbuh dengan sempurna apabila
air tercukupi dan oksigen dalam tanah tersedia. Salah satu media yang dapat
menyediakan oksigen untuk kebutuhan akar tanaman yaitu media dari arang sekam.
Penggunaan Arang sekam dapat dicampur dengan media
lain misalnya tanah, lemi, pasir, pupuk kandang dll. Media tanam yang hanya
mengandalkan tanah biasanya terbentuk struktur tanah yang padat, sehingga tidak
terbentuk pori-pori tanah akibatnya air menggenang mengakibatkan akar menjadi
busuk. Padatnya media, akar tanaman sulit untuk menembus unsur hara yang
dibutuhkan, akibatnya tanaman menjadi kerdil karena kebutuhan tanaman tidak
terpenuhi. Untuk itu perlu modifikasi struktur tanah melalui campuran arang
sekam sebagai pengikat air dan sekaligus penyedia oksigen dalam tanah. Di dalam tanah,
arang sekam bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi
tanah. Arang sekam bisa meningkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi
gembur sekaligus juga meningkatkan kemampuan tanah menyerap air.
Pemilihan arang sekam dinilai sebagai solusi media tambahan/campuran
yang efektif dan efisien, hal ini
dilihat dari berbagai faktor, antara lain.
1.
Harga sekam relatif murah dan mudah diperoleh;
2.
Cara pembuatannya sangat mudah dan efisien biaya;
3.
Penggunaan bahan limbah pertanian (sekam) yang
hanya biasa dibakar;
4.
Arang sekam sangat cocok untuk campuran media
tanam dalam pot;
5.
Arang sekam terbukti mampu menyimpan air;
6.
Arang sekam mampu merubah struktur tanah menjadi
remah;
7.
Arang sekam mampu menyediakan Oksigen dalam tanah
Arang sekam memiliki banyak
kegunaan baik di dunia pertanian maupun kebutuhan industri. Para petani
memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah, bahan pembuatan kompos,bokashi, takakura, media tanam dan media persemaian.
Secara biologis, tanah yang gembur merupakan media
yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya organisme hidup. Baik yang berupa
mikroorganisme seperti bakteri akar maupun makroorganisme seperti cacing tanah.
Kelebihan lainnya, arang sekam tidak membawa mikroorganisme patogen. Karena
proses pembuatannya yang melalui pembakaran sehingga relatif steril.
Pembuatan arang sekam dimaksudkan untuk
memperbaiki sifat fisik sekam agar lebih mudah ditangani dan dimanfaatkan lebih
lanjut. Salah satu kelemahan sekam bila digunakan langsung sebagai sumber
energi panas adalah menimbulkan asap pada saat dibakar. Hal ini mengakibatkan
bahan yang dikeringkan berbau asap dan warna bahan berubah sehingga menurunkan kualitas
bahan di samping menimbulkan polusi udara. Selain itu, bila sekam digunakan
langsung sebagai media tumbuh tanaman akan mendorong tumbuhnya bakteri pembusuk
akar dan jamur rhizophonia.
Menurut Thomas dan Jones (1970) dalam Lembang (1995),
bahwa pada lapisan terluar dari sekam padi terkonsentrasi silika yang tinggi
dengan tingkat porositas yang tinggi, ringan dan permukaan eksternal yang luas
sehingga sangat bermanafaat sebagai adsorben dan isolator. Nilai paling umum
kandungan silika (SiO2) dalam abu sekam padi adalah 94 – 96 % dan
apabila nilainya mendekati atau dibawah 90 % kemungkinan disebabkan oleh sampel
sekam yang telah terkontaminasi oleh zat lain yang kandungan silikanya rendah
(Houston, 1972;Prasad, et al., 2000). Secara paraktis, variasi kandungan silika
dari abu sekam padi bergantung pada teknik pembakaran (waktu dan suhu).
Pembakaran pada suhu 550° C – 800° C menghasilkan silika amorf dan pembakaran
pada suhu yang lebih tinggi akan menghasilkan Kristal silika fase kristobalit
dan tridimat (hara, 1986). Hal ini sesuai dengan sifat silikat bahwa perubahan
suhu dapat mengakibatkan perubahan bentuk senyawa silikatnya.
Pembuatan arang sekam dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan system drum statis. Caranya drum
statis diisi penuh dengan sekam kering, kemudian ditutup dan dipasang cerobong
asap. Proses selanjutnya adalah menyemprotkan minyak tanah pada lapisan sekam
paling atas kemudian dibakar. Pembakaran sekam dimulai dari lapisan paling atas
dan sekam yang telah menjadi bara api akan merembetkan api ke lapisan bawah. Cara
ini membutuhkan waktu 2 - 3 jam dengan hasil sekam yang tidak terbakar kurang
dari 1 % dan kadar abu 5 %.
Cara lain yaitu pembakaran dengan sistem cerobong
asap. Cerobong mempunyai diameter 70 cm, tinggi 1,5 m dan di sepanjang silinder
dibuat lubang. Pada bagian bawah cerobong dibuat rumah cerobong berbentuk segi
empat. Pembuatan arang sekam dilakukan dengan cara meletakkan bara api di
lantai kemudian ditutup dengan rumah cerobong. Sekam kering ditumpukkan di
sekitar cerobong sehingga terjadi perambatan panas dalam tumpukan sekam. Sekam yang
telah menjadi bara selanjutnya didinginkan sehingga terbentuk arang sekam.
Pembakaran sekam dengan sistem cerobong asap menghasilkan rendemen arang 75,46 %
dengan kadar air 7,35 % dan kadar abu 1 % (Tabel 2).
Berikut
Cara Pembuatan Cerobong untuk pembuatan arang sekam menurut (http://
yogya .litbang pertanian.go.id/) yang menurut penulis paling
efektif dan efisien.
v
Bahan:
1.
Seng dengan ukuran 70 Cm X '150 Cm
2.
Kawat sebagai pengikat
v
Alat :
1.
Paku Usuk
2.
Palu besi/ martil
3.
Papan Kayu
4.
Meteran
5.
Bambu petung/Pralon 4" sebagai mal
v Cara pembuatan:
Seng sepanjang
1,5 m dengan lebar 70 cm diletakkan diatas papan kayu untuk dilubangi dengan
paku usuk. Jarak antara lubang yang satu dengan yang lain kira-kira 10 cm
dengan luas areal yang dilubangi 70 cm X 100 cm. Lakukan pelubangan dengan
jarak yang teratur agar kelihatan rapi. Setelah seng dilubangi dengan
menggunakan paku, maka seng dapat langsung digulung membentuk cerobong dengan
diameter kurang lebih 4 inci. Agar gulungan tidak mudah lepas maka di ujung
atas dan bawah sebaiknya di klem atau ditali menggunakan kawat. Agar bentuk
cerobong bisa simetris tidak besar salah satu sisinya maka pertengahan seng
perlu diikat dengan menggunakan kawat. Cerobong yang sudah jadi berbentuk
silinder dengan tinggi 150 cm sisi bagian bawah 100 cm dilubangi guna sebagai
perantara merambatnya api dalam sekam.
v
Cara Pembuatan Arang Sekam
1. Siapkan sekam padi 20 karung, serabut kelapa 1
buah, minyak tanah 10 cc, korek api, sapu lidi.
2.
Tegakan alat cerobong di atas tanah atau lantai,
ganjal bagian bawah dengan batu bata kiri kanan sebagai alas.
3. Tuangkan seluruh sekam di sekeliling cerobong luar
hingga mirip seperti gunung.
4. Ambil serabut kelapa 3 siung beri minyak sedikit
mungkin hanya sebagai perantara pembakaran, jika serabut sudah terbakar
masukkan ke dalam cerobong sebanyak 3
siung.
5. Maka api akan keludr membakar di sekitar cerobong
melalui lubanglubang kecil dan membakar sekam.
6. Bila bagian sekam paling atas berwarna hitam maka
cara mengaduknya dari bawah ke atas dengan menggunakan skop
v
Cara mematikan api dalam sekam
Pembakaran
sekam dengan cara ini sangat efektif dan efisien waktu maupun biaya. Namun
pelaksanaannya harus ditunggu agar mengetahui kondisi / perkembangan bara api.
Sebab apabila bara api terus berkembang sekam sudah terbakar semua tidak
dimatikan secara mendadak maka akan menjadi abu, bukan menjadi arang sekam.
Untuk itu dalam
setiap prosesnya harus selalu diamati untuk mengetahui sejauh mana perkembangan api, dan
kapan harus dimatikan (Api mulai dimatikan
apabila sekam sudah kelihatan menghitam semua). Pembakaran dikatakan sempurna
jika keluar asap banyak berwarna putih maka di tengah-tengah sekam sudah
terjadi pembakaran sekam tersebut. Jika sekam sudah berwarna hitam semua, maka
cerobong diambil dan seluruh sekam diratakan kemudian disiram dengan air sampai
semua basah. Setelah itu, diamkan sehari sehingga arang sekam siap digunakan.
Pembuatan Briket “Arang Sekam”
Arang sekam dapat dimanfaatkan dalam bentuk arang
curah atau briket. Pencetakan briket arang sekam dapat dilakukan secara manual dengan
peralatan yang sederhana berupa bambu berdiameter 10 cm dan tinggi 7 cm sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Arang dibuat adonan dengan cara dicampur dengan
air secukupnya dan untuk merekatkannya ditambahkan tanah liat atau bahan
perekat lain-nya. Adonan dicetak dalam tabung bambu kemudian dikeringkan.
Peluang Pemasaran BRIKET ARANG SEKAM
Di tingkat penggilingan, harga sekam kering
sekitar Rp 50/kg dan bila diolah menjadi arang sekam harganya menjadi hampir Rp
150/kg. Ternyata sentuhan teknologi pengolahan sederhana tersebut mampu memberikan
nilai tambah yang cukup besar. Harga arang sekam di tingkat petani bunga dan
petani sayuran dapat mencapai Rp 700 - Rp 750/kg.
Pemanfaatan arang sekam dalam bentuk briket masih
terbatas, namun prospeknya cukup cerah karena harganya lebih bersaing disbanding
arang kayu. Harga arang kayu sekitar Rp 1.000-Rp 1.500/kg, sedangkan arang sekam
Rp 600/kg.
Pangsa pasar arang sekam antara lain adalah
perusahaan peleburan bijih baja, industry hortikultura terutama bunga potong
dan paprika, serta rumah tangga. Briket arang sekam dapat pula dikembangkan penggunaannya
sebagai media tumbuh tanaman bernilai ekonomis tinggi di samping sebagai bahan
bakar ramah lingkungan. Untuk mendukung pemanfaatan sekam sebagai bahan bakar
alternatif, ada beberapa model tungku yang dapat dikembangkan, antara lain
tungku rumah tangga model Singer dan model Sumarni serta tungku briket arang
sekam terbuat dari plat besi.
Hasil Ekonomis Lain Pembuatan Arang Sekam
Pembuatan arang sekam dan briket arang sekam
menghasilkan produk tambahan berupa abu. Abu sekam dapat dimanfaatkan untuk abu
gosok, bahan ameliorasi tanah masam, dan bahan campuran dalam pembuatan semen
hidrolik. Abu sekam dapat pula dimanfaatkan untuk campuran batu bata pres. Batu
bata yang dibuat dari semen abu sekam mempunyai kualitas yang lebih baik ditinjau
dari kekuatan tekannya (compressive
strength) antara 175 - 450 kg/cm2, di samping mempunyai kekuatan
renggang (tensile strength), elastis,
dan tahan asam.
Abu sekam dapat juga
dimanfaatkan dalam pengolahan karet. Pencampuran 6 bagian abu sekam dengan 10
bagian karet alam menghasilkan karet dengan kekuatan renggang 207 kg/cm2
dan elastisitas 63,6 kg/cm2. Sifat perpanjangan karet juga lebih
baik dibanding yang diolah menggunakan kaolin atau tanah liat. Karet yang diolah
menggunakan abu sekam sebagai bahan penguat mempunyai sifat medium thermal black.
--fin--
2 comments:
informasi yang bagus
budidaya pertanian
Saya pengolah sekam bakar, apakah ada yg berminat sekam bakar dan ada info penjualan atau ada penampungnya. Mhn info call. 087885585852
Post a Comment