Written by. EDUPEDIA
HENDRA
DWI PRASETYO // CITRA O. S. PRASETYO
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi
zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim
agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang ditentukan
oleh hormon sebagai promoter. Enzim bekerja dengan
cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi
karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih
lama.
Meskipun senyawa
katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan
kembali ke bentuk semula. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang
artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim
amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena
enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di
luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
Sebagian besar
patogen tumbuhan mensekresikan enzim selama berada atau berkontak dengan
substrat. Biasanya, kontak pertama antara pathogen dengan tumbuhan inang
terjadi dari selulosa, yang membentuk dinding sel epidermis, atau (pada bagian
tumbuhan di atas tanah) berupa selulosa ditambah kutikula. Penetrasi pathogen
ke dalam jaringan parenchyma disebabkan oleh rusaknya dinding sel, yang terdiri
dari selulosa, pektin dan hemiselulosa, dan lamela tengah, yang sebagian besar
terdiri dari pektin.
1. Selulosa,
selulosa juga sebagai polisakarida, tetapi terdiri atas rangkaian
molekul-molekul glukosa. Selulosa terdapat pada semua tumbuhan tingkat tinggi
sebagai zat rangka (skeletal) dinding sel dalam mikrofibil. Mikrofibil dapat
dibayangkan sebagai ikatan jeruji besi dalam memperkuat bangunan beton,
merupakan satuan struktur dasar (matrik) dinding sel, sekalipun jumlahnya
kurang dari 20% dari volume dinding sel pada sebagian besar sel-sel meristem.
Perombakan selulosa secara enzimatik menghasilkan hasil akhir berupa molekul-molekul
glukosa. Glukosa tersebut dihasilkan dengan serangkaian reaksi enzimatik yang
dilakukan oleh sejumlah selulase dan enzim-enzim lain.
2. Hemiselulosa,
hemiselulosa merupakan campuran kompleks polimer sakarida, nampaknya komposisi
dan frekuensinya sangat beragam diantara jaringan tumbuhan, spesies tumbuhan,
dan dengan tingkat perkembangan tumbuhan. Hemiselulosa merupakan penyusun utama
dinding sel primer dan mungkin juga membentuk lamela tengah dan dinding sel
sekunder dalam berbagai takaran.
--fin--
No comments:
Post a Comment