Written
by : edupedia
Hendra
Dwi Prasetyo SP. // Citra O/S Prasetyo
Klasifikasi
Cacing Eudrilus eugeniae (Cacing Night Crawler – ANC)
Kingdom
|
: Animalia
|
Phylum
|
: Annelida
|
Class
|
: Clitellata
|
Subclass
|
: Oligochaeta
|
Order
|
: Haplotaxida
|
Family
|
: Eudrilidae
|
Genus
|
: Eudrillus
|
Species
|
: Eudrillus eugeniae
|
Setelah membahas bagaimana potensi dari cacing L.
rubellus dan cacing tiger, satu lagi jenis cacing tanah yang memilki potensi untuk di budidayakan oleh
para peternak cacing yaitu Cacing African Night Crawler (ANC) atau dikenal Eudrilus eugene. Cacing ini berasal dari
dataran tropis hangat benua afrika yang telah banyak dikembangkan untuk
keperluan ternak diberbagai penjuru dunia. Di Indonesia cacing ANC adalah cacing
lokal yang biasa digunakan untuk umpan pancing ikan dan campuran pakan ikan
karena kandungan protein nya yang tinggi. Letak geografis dari Indonesia menumbuhkan harapan tersendiri
bahwa letak geografis di Indonesia akan sangat mendukung untuk aktivitas
pembudidayaan cacing E. Eugene. Namun pada kenyataanya, di
Indonesia cacing ini belum terlalu populer padahal iklim tropis indonesia bisa
sangat mendukung pertumbuhan cacing ANC seperti suhu hangat dan udara lembab
daripada dataran eropa yang umumnya bersuhu dingin.
Suhu atau temperatur udara 25 ° C {25 ° C = 77 ° F} akan
berpengaruh secara signifikan terhadap fekunditas, pertumbuhan, pematangan dan
produksi biomassa dibandingkan dengan suhu 15 °C, 20 °C atau 30 °C. Jumlah
terbesar kepompong per minggu dan jumlah tukik per kepompong diperoleh pada suhu
berada di kisaran 25 ° C.. hal ini terhitung kepompong E. Eugeniae akan menetas
hanya 12 hari pada suhu 25 ° C. Setelah menetas,
untuk mencapai kematangan seksual (mencapai dewasa) cacing membutuhkan periode
waktu ± 35 hari.
Pertumbuhan Individu Cacing ANC akan sedikit melemah pada
habitat yang penuh, tetapi biomassa cacing justru ditemukan terbesar ketika
berada pada habitat yang penuh.
Dari sisi ukuran Cacing African Night
Crawler (ANC) lebih
besar dibandingkan dengan jenis cacing tanah
yang lain, seperti Cacing Tiger atau sekitar dua kali dari
besar Cacing Merah. Mungkin perbedaan ukuran cacing deri semua cacing apabila
dikumpulkan dan dibandingkan akan terlihat signifikan dari sisi ukurannya. Pasti akan terlihat bahwa cacing ANC
terlihat paling besar diantara cacing lainnya. Kokon cacing afrika lebih berisi daripada
yang lain sehingga populasinya cepat bertambah. Pada fase dewasa panjang cacing (ANC) bisa mencapai 30 – 35 cm dengan bentuk tubuh pipih
sebesar pensil dengan bentuk ekor runcing dan berwarna pucat.
Cacing yang berwarna merah keunguan hingga merah kecoklatan ini hanya dapat hidup di temperatur 24-30°C
namun mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi serta mempunyai gerakan
yang lamban.
Sepanjang siklus hidupnya Cacing ANC tumbuh jauh lebih
cepat daripada cacing Tiger (isenia fetida) walaupun dalam kondisi lingkungan
yang sama. Secara garis besar Cacing ANC tumbuh baik pada kisaran suhu 24-30o
C (75-86o F). Berat Maksimum 2,5 gr dalam waktu 8-10 minggu.
Perkembangbiakan cacing ANC cukup cepat, namun sesuai
ukurannya juga cacing ini jadi makan lebih banyak dibandingkan Cacing Tiger maupun Cacing Merah, namun tetap saja faktor makan, suhu dan
kelembaban udara sangat berpengaruh meskipun Cacing ANC mentolerir suhu hingga
32℃.
Dalam sebuah penelitian menunjukan bahwa cacing ANC
ini berkembang lebih cepat daripada cacing merah dan nafsu makannya yang tinggi.
Tak salah apabila Cacing African Night
Crawler (ANC) sebagai produsen kascing yang dapat diunggulkan. Oleh sebab itu,
dalam pemanfaatannya cacing ANC lebih banyak digunakan untuk keperluan
pakan atau umpan dan pengkomposan (vermicomposting).
Beberapa riset lokal pun membuktikan,
pemberian cacing hidup sebagai selingan pakan ikan meningkatkan percepatan
pertumbuhan ikan sehingga ikan dapat lebih cepat dipanen.
Pada umumnya, African Night Crawler (Eudrilus
Eugeniae) dapat digunakan untuk :
1. Bibit
Peternakan Cacing
2. Penghasil
Kascing/ Pupuk bekas cacing (Kompos)
3. Campuran Pakan Unggas, Pakan Ikan, Pengganti
(Campuran) Tepung Ikan atau pelet basah
Continued......(JENIS-JENIS CACING, MANFAAT,
BUDIDAYA. bag. 4)
No comments:
Post a Comment