Pages

Sample text

Sample Text

Social Icons

Featured Posts

JENIS-JENIS CACING, MANFAAT, BUDIDAYA. bag. 3 >>> Eudrilus eugeniae (Cacing African Night Crawler)

Written by : edupedia
Hendra Dwi Prasetyo SP. // Citra O/S Prasetyo
Klasifikasi Cacing Eudrilus eugeniae (Cacing Night Crawler – ANC)

Kingdom
: Animalia
Phylum
: Annelida
Class 
: Clitellata
Subclass
: Oligochaeta
Order         
: Haplotaxida
Family         
: Eudrilidae
Genus
: Eudrillus
Species
: Eudrillus eugeniae

Setelah membahas bagaimana potensi dari cacing L. rubellus dan cacing tiger, satu lagi jenis cacing tanah yang memilki potensi untuk di budidayakan oleh para peternak cacing yaitu Cacing African Night Crawler (ANC) atau dikenal Eudrilus eugene. Cacing ini berasal dari dataran tropis hangat benua afrika yang telah banyak dikembangkan untuk keperluan ternak diberbagai penjuru dunia. Di Indonesia cacing ANC adalah cacing lokal yang biasa digunakan untuk umpan pancing ikan dan campuran pakan ikan karena kandungan protein nya yang tinggi. Letak geografis dari Indonesia menumbuhkan harapan tersendiri bahwa letak geografis di Indonesia akan sangat mendukung untuk aktivitas pembudidayaan cacing E. Eugene.  Namun pada kenyataanya, di Indonesia cacing ini belum terlalu populer padahal iklim tropis indonesia bisa sangat mendukung pertumbuhan cacing ANC seperti suhu hangat dan udara lembab daripada dataran eropa yang umumnya bersuhu dingin.
Suhu atau temperatur udara 25 ° C {25 ° C = 77 ° F} akan berpengaruh secara signifikan terhadap fekunditas, pertumbuhan, pematangan dan produksi biomassa dibandingkan dengan suhu 15 °C, 20 °C atau 30 °C. Jumlah terbesar kepompong per minggu dan jumlah tukik per kepompong diperoleh pada suhu berada di kisaran 25 ° C.. hal ini terhitung kepompong E. Eugeniae akan  menetas hanya 12 hari pada suhu  25 ° C. Setelah menetas, untuk mencapai kematangan seksual (mencapai dewasa) cacing membutuhkan periode waktu ± 35 hari.
Pertumbuhan Individu Cacing ANC akan sedikit melemah pada habitat yang penuh, tetapi biomassa cacing justru ditemukan terbesar ketika berada pada habitat yang penuh.

Dari sisi ukuran Cacing African Night Crawler (ANC) lebih besar dibandingkan dengan jenis cacing tanah yang lain, seperti Cacing Tiger atau sekitar dua kali dari besar Cacing Merah. Mungkin perbedaan ukuran cacing deri semua cacing apabila dikumpulkan dan dibandingkan akan terlihat signifikan dari sisi ukurannya. Pasti akan terlihat bahwa cacing ANC terlihat paling besar diantara cacing lainnya. Kokon cacing afrika lebih berisi daripada yang lain sehingga populasinya cepat bertambah. Pada fase dewasa panjang cacing (ANC) bisa mencapai 30 – 35 cm dengan bentuk tubuh pipih sebesar pensil dengan bentuk ekor runcing dan berwarna pucat. Cacing yang berwarna merah keunguan hingga merah kecoklatan ini hanya dapat hidup di temperatur 24-30°C namun mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi serta mempunyai gerakan yang lamban.
Sepanjang siklus hidupnya Cacing ANC tumbuh jauh lebih cepat daripada cacing Tiger (isenia fetida) walaupun dalam kondisi lingkungan yang sama. Secara garis besar Cacing ANC tumbuh baik pada kisaran suhu 24-30o C (75-86o F). Berat Maksimum 2,5 gr dalam waktu 8-10 minggu.



Perkembangbiakan cacing ANC cukup cepat, namun sesuai ukurannya juga cacing ini jadi makan lebih banyak dibandingkan Cacing Tiger maupun Cacing Merah, namun tetap saja faktor makan, suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh meskipun Cacing ANC mentolerir suhu hingga 32.
Dalam sebuah penelitian menunjukan bahwa cacing ANC ini berkembang lebih cepat daripada cacing merah dan nafsu makannya yang tinggi. Tak salah apabila  Cacing African Night Crawler (ANC) sebagai produsen kascing yang dapat diunggulkan. Oleh sebab itu,  dalam pemanfaatannya cacing ANC lebih banyak digunakan untuk keperluan pakan atau umpan dan pengkomposan (vermicomposting).
Beberapa riset lokal pun membuktikan, pemberian cacing hidup sebagai selingan pakan ikan meningkatkan percepatan pertumbuhan ikan sehingga ikan dapat lebih cepat dipanen.
Pada umumnya, African Night Crawler (Eudrilus Eugeniae) dapat digunakan untuk :
1.     Bibit Peternakan Cacing
2.    Penghasil Kascing/ Pupuk bekas cacing (Kompos)
3.  Campuran Pakan Unggas, Pakan Ikan, Pengganti (Campuran) Tepung Ikan atau pelet basah


Continued......(JENIS-JENIS CACING, MANFAAT, BUDIDAYA. bag. 4)

No comments:

 

Most Reading

EDUPEDIA

Powered by Blogger.