Written by : edupedia
Hendra Dwi Prasetyo SP.//Citra O.S Prasetyo.
Klasifikasi Lumbricus rubellus
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Clitellata
Subclass : Oligochaeta
Order : Haplotaxida
Family : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus Rubellus
Di Dunia ini terdapat 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para
ilmuwan, pelaku bisnis dan para praktisi cacing tanah, namun diantara banyak
jenis cacing tersebut ada salah satu jenis cacing yang biasa kita pakai di
dalam budidaya cacing dan proses pembuatan pupuk organik, yaitu jenis Cacing Lumbricus rubellus yang saat ini banyak di perbincangkan oleh masyarakat
luas dari berbagai kalangan. Cacing tanah jenis L. rubellus adalah cacing tanah yang
tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang). Lumbricus
rubellus atau cacing ekor kuning merupakan jenis cacing asal Eropa yang paling
banyak dibudidayakan dan biasa digunakan dalam industri farmasi, kosmetik,
pakan hewan, serta konsumsi bagi manusia. Cacing ini
biasa hidup di atas permukaan tanah dengan tekstur tanah yang gembur dan lembab.
Cacing ini adalah salah satu jenis cacing yang termasuk dalam
kelompok cacing epigeic. Cacing L. rubellus ini
sangat mudah untuk diternak ,selain
itu perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain. Cacing L. rubellus sangat cepat untuk pertumbuhan berat badan dan
perkembangbiakan ketika diberi limbah
kotoran sapi.
Morfologi Cacing L.
rubellus
Lumbricus rubellus adalah
spesies cacing tanah yang berhubungan dengan Lumbricus terrestris. Cacing L. rubellus memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan panjang antara 8
- 14 cm. Kenampakan secara visual cacing L. rubellus terlihat berwarna
cokelat cerah hingga ungu kemerahan, bagian punggung berwarna-warni sedangkan perut berwarna krem, ujung ekor berwarna
kekuningan, dan bagian perut berwarna kuning pucat. Mereka
biasanya mempunyai panjang sekitar 1 sampai 4 inci (25-105 mm), dengan segmen sebanyak ± 95-120 segmen dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Tekstur
kulit fleksibel, lentur, dan halus yang terbagi atas segmen-segmen menjadi
beberapa bagian. Setiap segmen berisi empat pasang setae (bulu). Jumlah Segmen pada L. rubellus dapat di identifikasi sebagai anggota Filum Annelida,
sedangkan diperbesar segmen anterior terhadap organisme yang disebut clitellum
keanggotaan menunjukkan untuk Kelas Clitellata. Anggota kelas ini juga
didefinisikan dengan memiliki permanen gonad.
Bentuk tubuh cacing L. rubellus agak bulat dengan panjang agak memipih. Sama seperti cacing jenis Eisenia
foetida (Cacing Tiger) mempunyai gerakan yang lamban dan memiliki kadar air dalam tubuh sekitar
70-78%.Biasanya
jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil.
Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
Habitat
L. rubellus
Berbicara mengenai berbagai
faktor abiotik yang signifikan untuk L. rubellus,
Reynolds mencatat bahwa pH adalah faktor yang
terpenting dengan kisaran optimal pH antara 5,5 - 8,7. Disisi lain,
dalam catatan Edwards dan Lofty fungsi
temperatur juga tak kalah penting. Fungsi
temperatur bagi perkembangan cacing L.
rubellus adalah untuk
pertumbuhan, respirasi, metabolisme dan reproduksi. Mereka berdua mengungkapkan bahwa suhu ideal 510 Fahrenheit (10,60 Celcius). Faktor abiotik lainnya seperti kelembaban, menurut Edwards dan Lofty sangat penting untuk pernafasan cacing L. rubellus (respirasi).
Spesies lain yang sama
Millsonia anomala, paling aktif pada
kadar air 10-17%. Substratum L. rubellus berhubungan erat dengan jenis makanan, sumber makanan, persyaratan pH dan kelembaban. Sedangkan intensitas cahaya, menurut Edwards dan Lofty mengungkapkan bahwa sebagian besar spesies
cacing L.
rubellus photonegative (metabolisme
terganggu) untuk sumber cahaya yang kuat dan photopositive (metabolisme lancar) sumber-sumber cahaya yang lemah. Hal ini disebabkan karena sumber cahaya yang kuat akan menyebabkan cacing L. rubellus
dehidrasi
dan mengurangi ketersediaan sumber makanan
pada top soil (permukaan tanah).
Ekologi Cacing L. rubellus
Prostomium
yang terletak di ujung anterior Organ L. rubellus berfungsi untuk proses makannya. Kemoreseptor sangat sensitif
terhadap alkaloid, polifenol dan asam. Pada
tingkat tertentu tubuh cacing L. rubellus
akan menimbulkan respon negatif terhadap asam dan alkaloid,
sedangkan sensitivitas terhadap
polifenol akan menentukan jenis makanan. Respon tubuh
cacing L. rubellus berfungsi untuk menghidarkan dari bahaya eksternal seperti suhu , pH dan kemampuan
organisme untuk mendapatkan sumber makanan.
Ekosistem Cacing L. rubellus
Satu interaksi biotik yang signifikan terjadi antara mikroorganisme seperti bakteri dengan L. rubellus yang dapat memproduksi vitamin B12. Keberadaan cacing L. rubellus dapat membantu mikroorganisme dalam meningkatkan konsentrasi vitamin B12 di dalam tanah. Sedangkan hasil dari mikroorganisme tersebut dapat meningkatkan kuantitas bahan organik yang tentu sangat bermanfaat bagi cacing L. rubellus. Fenomena seperti ini maka dapat terjadi hubungan umpan balik yang positif (simbiose mutualisme) antara mikroorganisme dan Cacing L. rubellus.
Manfaat
Cacing L. rubellus dalam Dunia Kesehatan
Pengobatan
tradisional China telah lama mengembangkan
ekstrak
cacing L. rubellus yang digunakan untuk obat herbal yang berfungsi untuk penyembuhan
sakit dalam organ perut, sebagai antidemam, untuk mengobati rematik, dahak dan gangguan darah. Hal ini dikenal dengan istilah Di Long , atau Earth Dragon.
Cacing L. rubellus mempunyai banyak
khasiat dan manfaat dalam dunia kesehatan. Hal ini telah dibenarkan oleh banyak
peneliti serta pengamat cacing melalui berbagai eksperimen. Menurut
para ahli cacing L. rubellus
mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi
dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%). Sedangkan dari beberapa penelitian lainnya telah
membuktikan bahwa terdapat daya antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing L. rubellus yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia
coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonella thyp.
Berikut adalah manfaat dan
khasiat dari cacing L. rubellus di
dunia kesehatan yang dikutip dari berbagai sumber para ahli dan pakar cacing.
Diantaranya untuk :
1.
Untuk
mengobati penyakit Typus,
2.
Menurunkan
kadar kolesterol,
3.
Meningkatkan
daya tahan tubuh,
4.
Menurunkan
tekanan darah tinggi,
5.
Meningkatkan
nafsu makan,
6. Mengobati
infeksi saluran pencernaan seperti disentri, diare, serta penyakit perut
lainnya seperti maag,
7. Mengobati
penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis
dan TBC,
8.
Mengurangi
pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik,
9.
Menurunkan
kadar gula darah penderita diabetes,
10.
Mengobati
wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi.
Diketahui
berdasarkan tes laboratorium bahwa kandungan nutrisi yang dimiliki seperti pada
tabel di bawah ini :
Protein
|
68%
|
Asam glutamat
|
8.98 %
|
Treonin
|
3.28%
|
Lisin
|
5.16%
|
Glycine
|
3.54%
|
Telah banyak manfaat dan
khasiat yang di ketahui dari cacing L. rubellus
sehingga potensi untuk budidaya dari Cacing L.
rubellus sangat potensial dan dapat menguntungkan dari segi ekonomi.
Faktanya bahwa, banyak masyarakat yang ingin mengonsumsinya untuk mencegah
bahkan menyembuhkan beberapa penyakit, dan karena cacing ini merupakan obat
herbal (alamiah) maka pasti tidak akan terdapat efek samping pada tubuh
konsumen.
· Cara Budidaya Cacing L. rubellus
Dalam 1 kg cacing L. rubellus yang diletakkan pada kotak
yang berisi media campuran 1 kg serbuk gergaji yang telah direndam dalam air (bertujuan
untuk menghilangkan getah dan bau) serta ditambah dengan 3 kg kotoran sapi yang
sudah lama atau sudah menghitam. Lalu ditambah pakan dari ampas tahu atau ampas aren, maka
dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur.
Sampai telurnya terlihat matang atau terlihat kekuningan, maka harus dipisahkan antara cacing induk dengan telurnya, induknya kembali disimpan di media
yang baru dan telur yang
berada dimedia tadi dibiarkan
selama ± 2 minggu. Setelah telor menetas baru dikasih pakan secara rutin, dalam waktu 1 bulan kemudian atau paling lambat 6 minggu cacing
tersebut telah menjadi cacing dewasa dan siap bertelur seperti induknya.
Sementara itu, Induk yang sudah bertelur, dua minggu kemudian
akan kembali bertelur. Hal ini akan berjalan secara terus-menerus mengalami siklusnya
reproduksinya. Apabila
pakannya bagus, maka induk cacing L. Rubellus setiap 2 atau 3 minggu
sekali akan secara rutin
bertelur.
Continued......(JENIS-JENIS CACING,
MANFAAT, BUDIDAYA. bag. 3)
No comments:
Post a Comment