WRITTEN BY : EDUPEDIA
HENDRA DWI PRASETYO SP. // CITRA O. S. PRASETYO
Apakah anda ingin mempunyai
usaha bisnis penjualan pupuk atau juga bisa sebagai produsen langsung? Tak salah
maka anda harus membaca berbagai kesaktian dari cacing P. excavatus atau biasa oleh
pakar cacing disebut dengan Blue Worm.
Tentu bisnis ini sangat menjanjikan karena negara kita merupakan Negara
Pertanian, terlebih sedang gencarnya sistem pertanian organik dan pertanian
berkelanjutan seperti saat ini. Fakta seperti ini sangat mendukung prospek
positif dari usaha pembudidayaan cacing P.
excavatus . Cacing Blue Worm (Perionyx
excavatus ) merupakan salah satu cacing yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Diketahui akhir-akhir ini, cacing P.
excavatus telah diproduksi secara
komersil. Cacing P. excavatus terkenal akan kemampuanyyasebagai pengurai
dengan hasil yang baik dan sangat cepat. Maka dari itu di Amerika Utara telah
populer untuk agen dalam pembuatan kompos. Nama generik untuk spesies cacing ini
adalah "cacing kompos", "Worm Blues", atau "Cacing biru
India". Cacing P. excavatus masuk ke dalam genus Perionyx. Asal-usul cacing P.
excavatus mungkin dari sekitaran pegunungan
Himalaya. Spesies ini sangat cocok untuk vermicomposting di daerah tropis dan
subtropis.
KLASIFIKASI CACING P. Excavatus
Kingdom
|
: Animalia
|
Phylum
|
: Annelida
|
Class
|
: Clitellata
|
Subclass
|
: Oligochaeta
|
Order
|
: Haplotaxida
|
Family
|
: Megascolecidae
|
Genus
|
: Perionyx
|
Species
|
: Perionix excavatus
|
P. excavatus
memiliki panjang tubuh 10–18 cm dan tebal 5–6 mm. Bagian anterior tubuhnya
berwarna ungu dan bagian posterior berwarna ungu kemerahan atau kecoklatan. Di
bawah cahaya yang cukup terang, kulit P.
excavatus memendarkan cahaya keunguan. Cacing tanah ini sangat aktif
bergerak dalam kondisi seperti apa saja. Klitelium P. excavatus dewasa terdapat pada segmen keduabelas dari bagian
mulut dan memanjang hingga segmen ketujuhbelas.
Dari beberapa faktor Cacing P. excavatus (india biru, cacing kulit,
spiketails) dapat dengan mudah dibedakan dari Eisenia Fetida (Redworms). Berikut ini beberapa perbedaan mendasar
antara Cacing P. Excavatus dan cacing
E.Fetida, seperti berikut ini.
- Cacing P. excavatus memiliki warna kulit lebih gelap dibandingkan dengan Cacing E. fetida.
- Clitellum Cacing P. excavatus terdapat 13-17 segmen sedangkan clitellum dari E. fetida terdiri dari 25-30 segmen. Dalam istilah laymans ', yang berarti bahwa "kerah" dari P. excavatus dewasa lebih dekat ke kepala daripada E. fetida ini. Hal ini dapat dilihat pada gambar di atas. Perlu diketahui, Clitellum adalah segmen pada cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar sel. Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Selama periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah akan kehilangan ciri-ciri seksual sekunder untuk sementara, seperti hilangnya clitellum. Saat keadaan membaik, clitellum akan terbentuk kembali. Clitellum juga bisa menghilang pada usia tua.
- Dari segi gerakan, Cacing P. excavatus memiliki gerakan jauh lebih cepat daripada E. fetida.
- Cacing P. excavatus cenderung memiliki clitellum berwarna pucat dan terdapat 13-17 segmen. Memiliki punggung pori tunggal dan seperti terlihat menggunakan lensa di segmen 14. Terdapat juga pori-pori sperma di persimpangan segmen 7/8 dan 09/08. Sepasang celah-seperti pori-pori pada segmen 18. Terdapat pori-pori ekskretoris pada setiap segmen di sepanjang sisi tubuh cacing.
- Kulit Cacing P. excavatus jauh lebih tipis daripada E. fetida, sehingga membuat P. excavatus jauh lebih sulit untuk digunakan sebagai cacing umpan.
- Cacing P. excavatus memiliki kemilau biru warna-warni
Cacing P. excavatus (diatas) dan Cacing E. fetida |
Untuk lebih jelasnya dalam
melihat bentuk dan ciri-ciri Cacing P.
excavatus, berikut ini beberapa video yang saya ambil dari youtube.
Para ahli mengatakan bahwa Cacing
P. excavatus adalah spesies cacing
tropis banyak ditemukan di India, Filipina, Dominikan, Australia dan bagian
dari Amerika Selatan. Cacing P. excavatus
akan cepat mati bila terkena suhu di bawah 45o F. Pada umumnya, P.
excavatus hidup dan bereproduksi pada temperatur 25-30ºC. Media yang paling baik untuk
pertumbuhannya adalah kotoran sapi dan kotoran babi.
Peryonix excavatus merupakan cacing tanah galur lokal
Indonesia dan diketahui memiliki kandungan enzim fibrinolitik yang dapat
diaplikasikan sebagai agen trombolitik dalam dunia medis. Namun, belum banyak
hasil penelitian yang telah membuktikan hal tersebut. Berbeda dengan cacing
tanah jenis Lumbricus yang mengandung berbagai macam enzim dan asam amino
esensial yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetika. Enzim dan
asam amino esensial berguna dalam penggantian sel tubuh yang rusak, terutama
dalam menghaluskan dan melembutkan kulit.
Cacing P. excavatus mempunyai beberapa manfaat ditengah-tengah kehidupan
manusia, diantaranya.
- Ekstrak cacing biru P. excavatus bermanfaat sebagai senyawa anti bakteri patogen (Escherichia coli, Salmonella thypi, Staphylococcus aureus, dan Vibrio cholerae)
- Protein tinggi dan asam amino esensial lengkap serta mikronutrisi lainnya yang sangat berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, regenerasi sel, mengganti sel yang rusak, meningkatkan trombosit dan hemoglobin darah, menyembuhkan penyakit kekurangan protein seperti demam berdarah, kaki gajah, busung lapar, dan penyakit kronis.
- Cacing tanah mengandung enzim lumbrokinase yang dapat menormalkan metabolisme sel tubuh, gangguan mata, menaikkan hemoglobin darah yang menurun.
- Arachidonic acid yang efektif sebagai penurun suhu tubuh pada demam akibat infeksi.
- Enzim peroksidase dan katalase yang sangat efektif dalam penyembuhan penyakit degeratif seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan reumatik.
- Enzim selulose dan ligase yang sangat membantu proses pencernaan makanan.
- P. excavatus diduga memiliki a-amilase yang mampu mendegradasi pati mentah.
Continued......(JENIS-JENIS CACING, MANFAAT,
BUDIDAYA. bag. 5)
No comments:
Post a Comment