Pages

Sample text

Sample Text

Social Icons

Featured Posts

Study Lapang: Tekhnik Pertanian Hidroponik Strawberry (Fragaria,sp.) dan Paprika (Capsicum annuum L.) di Bedugul - Bali



WRITTEN BY: EDUPEDIA
HENDRA D. PRASETYO. // CITRA O. S. PRASETYO.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
          Merubah pola kebiasaan petani di Indonesia yang telah mengadopsi pertanian konvensional selama lebih kurang 25 tahun tidaklah mudah, untuk itu harus dilakukan pembinaan secara bertahap dan berkesinambungan melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi teknologi pertanian. Perkembangan teknologi di bidang pertanian demikian pesat, sehingga mereka yang tertinggal dalam memanfaatkan kemajuan teknologi tidak akan memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya. Salah satu perkembangan teknologi budidaya pertanian yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik. Hal ini disebabkan oleh semakin langkanya sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat  melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai. Dalam pengertian secara epistemologi mengenai pertanian hidroponik memiliki pengertian yang berkaitan dengan suatu sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Budidaya hidroponik biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman secara optimal dan benar-benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan, hama penyakit, iklim dll. Beberapa keunggulan budidaya sistem hidroponik antara lain adalah: (1) kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan; (2) mutu produk (bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca; (3) tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar.         
          Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk tempat berdiri tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril), sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam tersebut dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa media agregat (hanya air). Yang terpenting adalah bahwa media tanam tersebut suci hama sehingga tidak menumbuhkan jamur atau penyakit lainya. Berbeda dengan sistem pertanian konvensional yang terlihat nyata mengalami kontak langsung dengan faktor alam lainnya seperti cahaya matahari, iklim, tanah, serta penyakit tanaman. Dari beberapa faktor penghambat pertanian konvensional, sebenarnya yang menjadi pokok permasalahan utama lahan pertanian konvensional :
1.     Mengandung racun residu sisa pestisida kimia dan penggunaan pupuk kimia berlebih. Jadi dalam hal ini harus dilakukan konversi lahan (pembersihan sisa-sisa pestisida ataupun pupuk dari kegiatan pertanian sebelumnya) terlebih dahulu dan itu merupakan pekerjaan yang memakan waktu begitu lama sampai menuju lahan organik(hasil dari konversi lahan),
2.    Biota tanah yang berkurang ( sebagai penyedia, pengikat unsur hara dan penyeimbang kestabilan ekosistem tanah ).
          Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik, pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida yang cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak ada atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara teratur harus disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika mengabaikan sistem pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi cuaca yang selalu berubah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidroponik
Merujuk asalnya, istilah hidroponik atau hydroponics berawal dari bahasa Latin, hydro berarti air dan ponos berarti kerja. Secara umum, sistem hidroponik berarti sistem budi daya pertanian tanpa menggunakan media tanah, tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrien. Jika dibandingkan dengan sistem penanaman secara tradisional, sistem ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan, terjaminnya mutu produk, baik bentuk, ukuran, rasa, warna, maupun kebersihannya karena kebutuhan nutrisi tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca (Zulkarnaen,2006). Selain itu, sistem hidroponik tidak mengenal musim atau waktu tanam sehingga panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar. Dalam pengembangan hidroponik, ada dua jenis media yang dipakai, yakni media nontanah dan media air. Yang dimaksud media nontanah adalah pasir, arang sekam padi, zeolit, rockwoll, gambut, dan sabut kelapa. Sedangkan media air biasanya mengandung nutrien atau pupuk yang bersirkulasi sebagai media.
Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman(Slamet, Sugiyo. 2005). Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika. Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika. Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah(Slamet, Sugiyo.2005).
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan (Zulkarnaen,2006).
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat. Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang sempit dan juga mahasiswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di tempat sendiri. Karena, ya… itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam.
2.2 Green House
Kecuali blueberry yang jenisnya berkambium dan pohonnya besar, syarat untuk membuat beri hidroponik harus ada green house yang tertata dengan baik. Green house berfungsi sebagai wahana pelindung tanaman. Di dalam green house tanaman diatur suhu, kelembaban, tekanan udara, serta derajat keasamannya (pH) yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman beri. Derajat keasaman yang cocok untuk tanaman beri berkisar lima hingga enam, kecuali blueberry cocok dengan pH empat hingga lima(Slamet, Sugiyo.2005).
Perlakuan itu semua bertujuan agar pertumbuhan tanaman terkontrol, jauh dari berbagai macam penyakit, serta bebas dari pengaruh cuaca luar yang tidak bersahabat. Selain itu, agar kontinuitas produksi tanaman berjalan dengan baik. Dalam penanaman strawberry, pengaturan suhu memegang peranan penting. Oleh karena itu, biasanya green house dilengkapi dengan kitiran atau kipas yang berfungsi untuk sirkulasi udara, terutama jika siang hari suhu di dalam green house terlalu panas.
Jika semua persyaratan itu telah terpenuhi, masa pembuahan yang diawali dengan perkembangan bunga akan lebih cepat. Biasanya pada masa ini disebarkan ribuan ekor lebah jenis Melivera ke dalam green house. Penyebaran lebah bertujuan agar proses pembuahan benang sari ke putik berlangsung sempurna. Tanpa bantuan lebah, pengalihan benang sari ke putik tidak akan terjadi karena terbatasnya angin di dalam green house. Dari biaya produksi, pembuatan green house terbilang lebih efisien. Pasalnya, penggunaan air, pupuk, dan pestisida bisa dikurangi.
          Tanaman beri yang dibudidayakan di dalam green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 - 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Untuk itu, dibutuhkan penutup yang sesuai dengan kisaran panjang gelombang tersebut. Agar bisa mendukung syarat ini, diperlukan bahan fiberglass dan polyethylene. Jika menggunakan bahan acrylic dan polycarbonate justru cenderung akan meneruskan cahaya, bukan menyebarkannya(Zulkarnaen,2006).
2.3 Strawberry
 
Strawberry merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman strawberry yaitu Fragaria chiloensis L. menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia(Wikipedia).
Strawberry merupakan buah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daya tarik buah ini terletak pada warnanya yang merah mencolok dengan bentuk yang mungil, menarik, dan rasanya yang manis segar. Negara penghasil utama strawberry di dunia adalah Amerika Serikat dengan produksi sekitar 224.000 ton per tahun (Gunawan, 1995). Dibandingkan dengan luar negeri, usaha strawberry di Indonesia masih tergolong pada skala kecil.
Tanaman strawberry dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya. Strawberry adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20 oC. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman strawberry antara 80-90%.
Klasifikasi ilmiah tanaman strawberry adalah sebagai berikut :
Kerajaan      : Plantae
Divisi           : Magnoliophyta
Kelas           : Magnoliopsida
Ordo            : Rosales
Famili          : Rosaceae
Upafamili     : Rosoideae
Genus          : Fragaria
Spesies       : F. × ananassa
2.4 Paprika
Paprika (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan sedikit pedas dari suku terong-terongan atau Solanaceae). Buahnya yang berwarna hijau, kuning, merah, atau ungu sering digunakan sebagai campuran salad. Dalam pengertian internasional, paprika dipakai untuk menyatakan hampir semua varietas C. annuum, termasuk yang pedas. Nama-nama tertentu, seperti pepperoni, diberikan untuk paprika dengan ciri penampilan, penggunaan, atau rasa yang khas. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun kini tersebar luas dan dibudidayakan di hampir semua daerah tropika dan subtropika(Wikipedia).
Paprika merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek yang cerah. Peluang pasar luar dan dalam negeri masih terbuka lebar karena pasokan lebih kecil dibandingkan permintaan. Produksi dalam negeri masih terbatas, karena paprika merupakan  tanaman yang memerlukan kondisi agroklimat dan terbatas pada daerah dataran tinggi. Walaupun bukan merupakan tanaman sayuran asli Indonesia, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi penduduk (khususnya perkotaan) berupa menu sayuran permintaan terhadap paprika menunjukkan peningkatan. Paprika yang lebih dikenal dengan nama cabai manis ini banyak ditemukan di pasar swalayan, dan juga di pasar tradisional di daerah perkotaan. aprika adalah tanaman subtropis sehingga akan lebih cocok ditanam pada daerah dengan ketinggian di atas 1000 m dpl. (di atas permukaan laut). Klasifikasi ilmiah tanaman paprika adalah sebagai berikut :
Kerajaan                : Plantae
(tidak termasuk)      Eudicots
(tidak termasuk)      Asterids
Ordo                     : Solanales
Famili                    : Solanaceae
Genus                    : Capsicum
Spesies                 : C. annuum

BAB III
ISI
3.1 Hidroponik Strawberry
3.1.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi Hidroponik            : Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Wanagiri,
                                        Kawasan Wisata Bedugul, Kabupaten Buleleng.
Pemilik                            : Made Jane
Waktu Studi Lapang        : Sabtu, 30 Oktober 2010
Luas Lahan                      :  4 are
3.1.2 A.Sistem Pertanian pada Gapoktan
Sistem pertanian yang digunakan adalah sistem pertanian konvesional dan hidroponik yang meliputi tanaman sayur-sayuran, cabe merah, tomat,  wortel, kentang, paprika, buah strawberry hingga tanaman hias seperti anggrek, dll. Sistem hidroponik yang digunakan sangat bermanfaat yakni kualitas buah jauh lebih bagus bila dibandingkan dengan tanaman buah strawberry yang konvesional, buah tidak cepat busuk, pengiritan tenaga kerja di lapangan, dan persaingan sehat terjadi antara para petani.
3.1.2 B.Topografi dan Agroklimatolgi Lokasi Hidroponik
Topografi :
Desa Wanagiri terletak pada 1200,55 meter diatas permukaan laut sehingga baik untuk penanaman hidroponik buah strawberry.
Agroklimatologi :
Suhu di desa ini juga mencapai suhu yang optimal bagi pertumbuhan tanaman hidroponik yakni fluktuatif pada pagi hari suhunya berkisar 15oC dan pada siang hari suhunya berkisar pada 21 oC  - 24 oC.
1.  Pembibitan
Pada pembudidayaan hidroponik buah strawberry dipilih jenis bibit sebagai berikut :
a.         Sweet sally   : bibit yang menghasilkan buah strawberry yang kecil namun agak manis.
b.        Rosalinda      : bibit yang menghasilkan buah strawberry yang besar, padat, kecut dan kadar air yang rendah.
c.         Erlisbray    : bibit yang menghasilkan buah strawberry yang kadar airnya mencapai 80% sehingga bila dibandingkan dengan yang lain, daya pengiriman buah ini atau kebutuhan para konsumen lebih tinggi daripada buah strawberry lainnya.
Langkah-langkah pembibitan adalah :
1.       Cangkok
2.      Cutting (pemotongan)
3.  Sekam dicuci terlebih dulu hingga steril. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembusukan.
4.    Persiapan Lahan
Diperlukan media arang sekam, plastik, penyangga tiang, tong irigasi, stick irigasi, pompa air, dan tong air.
5.    Proses Penanaman
Sebaiknya bibit yang akan ditanam di media arang sekam sebelumnya dikondisikan selama sebulan dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
6.    Pemupukan
Pada hidroponik strawberry, pemupukan kimiawi ditekan hingaa 50 %, hal ini demi permintaan dari konsumen. Selain itu, dengan penggunaan pupuk kimiawi yang terbatas membuat buah tidak cepat busuk. Pupuk yang digunakan adalah semi organik yakni abemid, Hormax, Bio-Extrim, dengan takaran sebagai berikut:
Pencampuran pupuk dengan air murni (steril) bertujuan pensitrasian pupuk oleh tanaman dengan takaran 1 gelas untuk setiap 1 pohon per 1 hari.
7.    Pengaturan Irigasi
Dalam hidroponik diperlukan media berupa Pada pengaturan irigasi hidroponik strawberry ditekankan bahwa pengaturan fluktuasi kelembapan pada media tanah.
8.    Perlakuan
1.       Polinasi atau penyerbukan. Dilakukan secara manual dengan melakukan penyerbukan pada buah yang berukuran kecil. Hal ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan hasil buah.
2.      Pemotongan daun buah. Bertujuan untuk memudahkan proses fotosintesis pada tanaman karena pada daun yang terlalu lebat dapat menghambat laju sinar matahari yang mengakibatkan daun tidak bisa berfotosintesis. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan buah.
3.      Pemotongan tangkai buah. Ditujukan untuk spesifikasi asupan fotosintat dan karbohidrat pada buah.
4.      Mensortir bunga. Bertujuan untuk memperoleh kualitas buah yang diinginkan.
5.      Pemupukan dilakukan pada waktu tengah hari yaitu pada pukul 11.00 – 11.30
9.    Pemeliharaan dan Penyiraman
A.   Pemeliharaan
Hama yang menyerang strawberry adalah treat, mite, ulat daun hijau (pada tanaman konvesional). Sedangkan penyakit yang menyerang strawberry adalah jamur buah dan karat daun. Penanganannya dengan menggunakan insektisida yang dikeluarkan oleh IPB dan fungisida serta zat/obat kimia yang diperkenalkan oleh pemerintah yang residunya aman.
B.    Penyiraman
Tanaman disiram sebanyak 1 x sehari, tergantung cuaca yang ada, yakni jika panas tanaman akan disiram pada pukul 11.00 dan jika mendung tanaman akan disiram pada pukul 11.30. Tanaman strawberry hanya membutuhkan penyiraman sekali saja karena apabila penyiraman dilakukan berulang-ulang atau lebih dari 1 kali, maka buah menjadi kuning dan kecil. Kelembapan pada media yang dibutuhkan strawberry ialah 70%. Jika kelebihan akan membuat tanaman cepat mati.
10. Panen
Tanaman akan dipanen setelah 2 bulan penanaman dengan jumlah 3kg buah/are. Luas areal hidroponik yaitu 4 are sehingga jumlah buah untuk setiap kali panen adalah : 3kg x 4 are = 12kg. Pada saat pemetikan harus diusahakan agar tidak merusak ranting atau tanaman yang masih muda.
11. Pasca Panen
Setelah pemanenan buah dilakukan tahap pengemasan meliputi :
1.       Sortir buah berdasarkan kelas dimana kelas pada buah strawberry mempunyai 3 macam kelas yaitu:
a.      Kelas A : besar mulus
b.      Kelas B : lebih kecil
c.      Kelas C : kecil
2.      Daun kelopak tidak boleh hilang. Hal ini dimaksudkan agar buah dalam kemasan nampak segar.
3.      Pengemasan dilakukan dengan plastik mika yang dilubangi tengahnya
4.      1 kemasan berisi 250 gram yaitu sekitar -/+ 30 biji untuk tipe kelas A.
5.      Harga, harga strawberry dibedakan berdasarkan kelas:
a.      Kelas A mempunyai kisaran harga Rp 30.000 – 35.000/kg
b.      Kelas B mempunyai kisaran harga Rp 25.000/kg
c.      Kelas C mempunyai kisaran harga Rp 20.000/kg
d.      Kelas Frozen mempunyai kisaran harga Rp 15.000/kg
Catatan : untuk kelas frozen sebaiknya didinginkan dalam lemari es karena kelas frozen dapat diolah.
3.2 Hidroponik Paprika
1. 1. Hidroponik Paprika
1.    Lokasi dan Waktu
Lokasi Hidroponik            : Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Dusun                                                                                                                     Kembang Mata, Desa Candi Kuning,  Kawasan Wisata Bedugul, Kabupaten Tabanan.
Pemilik                            : Ketut Semara
Waktu Studi Lapang        : Sabtu, 30 Oktober 2010
Luas Lahan                      : 16 are
2.    Sistem Pertanian pada Gapoktan
Sistem pertanian yang didapuk oleh bapak Ketut selaku pemilik adalah pertanian konvesional yang berupa strawberry, wortel, selada, cabai, dll serta pertanian hidroponik berupa paprika.  
3.    Topografi dan Agroklimatolgi Lokasi Hidroponik
Topografi :
Dusun Kembang Mata terletak pada 1200,55 meter diatas permukaan laut sehingga baik untuk penanaman hidroponik buah strawberry.
Agroklimatologi :
Suhu di desa ini juga mencapai suhu yang optimal bagi pertumbuhan tanaman hidroponik yakni fluktuatif pada pagi hari suhunya berkisar 15oC dan pada siang hari suhunya berkisar pada 21 oC  - 24 oC.
4.    Pembibitan
Benih paprika sebelum ditanam di dalam greenhouse disemai dahulu agar lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan tanam nanti. Teknis pembibitan paprika adalah sebagai berikut :
·            Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 30 menit.
·            Media tanam berupa arang sekam atau rockwool dibasahi dengan air bersih dan dipastikan agar media basah sampai merata dan dibiarkan sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes.
·            Apabila menggunakan media Rockwool, dibuat lubang kecil pada Rockwool dan apabila menggunakan arang sekam dibuat garitan kecil yang saling berpotongan.
·            Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
·            Bibit siap ditanam ke greenhouse produksi setelah berumur ± 21-30 hari di polybag.
5.        Proses Penanaman
Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit yang telah berumur + 21-30 hari pada media tanam yang lebih besar yang telah disusun di dalam greenhouse. Media yang digunakan untuk penanaman ini adalah arang sekam. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara :
·            Bibit diletakkan di sisi polybag untuk penyesuaian cuaca.
·            Media tanam disiram sampai basah dengan larutan hara sebanyak 2 liter.
·            Regulating stick dicabut dan dikeluarkan dari media.
·            Bagian tengah media dilubangi dan tambahkan karbofuram 1 g/polybag.
·            Bibit disiram dan dikeluarkan beserta medianya dengan cara membalikkan polybag bibit sambil menyangga bibit dengan tangan.
·            Bibit dimasukkan ke lubang tanam, dan media dirapatkan di sekitar batang.
·            Regulating stick dipasang kembali.
6.    Pemupukan
Pada hidroponik paprika, pupuk yang digunakan adalah semi organik yakni abemid dengan takaran sebagai berikut:
Pencampuran pupuk dengan air murni (steril) bertujuan pensitrasian pupuk oleh tanaman dengan takaran 1 gelas untuk setiap 1 pohon per 3 x sehari
Catatan : apabila kelebihan pupuk maka gejala fisiologis pada tanaman akan nampak berupa daun kuning, dan untuk menanggulangi kelebihan pupuk tersebut, digunakan air steril yang berupa penyemprotan.
7.    Pengaturan Irigasi
Menggunakan pompa air, jadi dalam pengaturan irigasi pada hidroponik paprika dilakukan secara manual yakni disiram selama -/+ 5 menit. Apabila keadaan cuaca mendung maka penyiraman dilakukan selama 5 menit, sebaliknya apabila cuaca dalam keadaan cerah maka penyiraman dilakukan selama 7 menit.
8.  Pemeliharaan dan Penyiraman
Pemeliharaan tanaman paprika meliputi pemupukan, pengajiran, pemangkasan, penjarangan buah, dan pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penyiramaan/irigasi. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian ditampung di dalam tangki air untuk irigasi tetes. Frekuensi pemberian pupuk ini tergantung pada kondisi cuaca dan umur tanaman.
Pengajiran dilakukan dengan melilitkan benang pada tanaman paprika untuk menopang tanaman paprika. Dengan penopangan tanaman akan diperoleh bentuk tanaman yang sesuai dengan kegiatan produksi secara maksimal, terutama dalam efisiensi lahan. Pengajiran dilakukan pada tanaman yang berumur 2 minggu setelah tanam.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal. Pemangkasan ini meliputi pemangkasan cabang dan tunas (pewiwilan), pemangkasan daun dan pemangkasan bunga.
·            Pemangkasan cabang dan tunas dilakukan dengan mengatur dan mengurangi cabang dan tunas di ketiak daun sehingga hanya ada 2 cabang utama. Pemangkasan ini dilakukan sampai bunga yang dipelihara tumbuh dan mekar.
·            Pemangkasan daun dilakukan dengan membuang semua daun pada batang utama, daun yang tua dan sakit serta daun yang terlalu rimbun.
·            Pemangkasan bunga dilakukan sampai tanaman berusia 4 minggu setelah tanam. Bunga yang muncul sebelum 4 minggu setelah tanam dibuang. Dari satu ketiak daun sebaiknya hanya dipelihara 1 bunga agar buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.
Hama yang menyerang paprika adalah treat, mite, ulat daun hijau. Sedangkan penyakit yang menyerang strawberry adalah glemor (busuk buah) yang dikarenakan oleh lembab, angin. Penyakit masuk melalui polybag. Selain itu penyakit karat daun juga menyerang paprika yang dikarenakan oleh lembab. Penanganannya dengan menggunakan pestisida alami.
9.    Panen
Umur paprika yang tepat saat panen adalah 1,5 bulan dengan berat maksimal 3-4 kg. Dalam pemanenan perlu diperhatikan beberapa hal seperti waktu dan cara pemanenan. Berdasarkan waktu, pemanenan dibagi menjadi 2, yaitu panen buah matang hijau. Penggolongan ini disesuaikan dengan permintaan pasar dan harga jual. Pada saat pemetikan harus diusahakan agar tidak merusak ranting atau tanaman yang masih muda. Buah paprika sebaiknya dipanen beserta tangkai buahnya dengan menggunakan gunting atau pisau tajam. Diusahakan agar tangkai buah tidak terlepas dari buah atau tertinggal di cabang tanaman karena buah akan mudah terserang patogen.
10. Pasca Panen (Pengemasan)
Pada tahap pascapanen, buah paprika yang telah dipanen dicuci. Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida yang ada pada buah paprika. Selain itu, pencucian ini juga bertujuan untuk menurunkan panas lapang buah sehingga transpirasi buah menurun. Setelah dilakukan pencucian, buah paprika kemudian disortasi dan digrading. Harga paprika hijau berkisar Rp 15 rb, sedangkan harga paprika merah berkisar Rp 20-25 rb.


3.3. Tanya Jawab
Pertanyaan :
1.     Apa kelebihan menanam secara hidroponik?
2.    bagaimana sistem irigasi tanaman strowberi?
3.    Mengapa kelebihan unsur hara dapat menyebabkan daun menguning. Mengapa demikian? Dan bagaimana pengaturan irigasi yang baik?
4.    Hama dan penyakit apa yang dapat menyerang tanaman strowberi (hidroponik) ?
5.    Bagaimana cara pemasaran buah strowberi hingga dapat mencapai restaurant, hotel-hotel yang terkenal?
6.    Mengapa pada paprika daunnya mengalami kerontokan dan buah yang dihasilkan keci-kecil?
7.    Berapa produksi paprika/ harinya dalam luasan 5 are?
8.    Apakah ada mediatana tanam lain yang digunakan dalam tanaman hidroponik?
Jawaban :
1.     Kelebihan menanam secara hidroponik adalah :
·         Kualitas buah yang didapat  jauh lebih bagus dibandingkan hasil dari konvensional.
·         Kontinyuitas pasaran baik.
·         Tidak terjadi pembusukan buah karena buah dilindungu dari rumah plastik.
·         Mengefisiensikan tenaga kerja, dan sanitasi lingkungannya.
·         Jumlah penanaman dapat mengefisiensikan tempat.
2.    Irigasi tanaman stroberi menggunakan pompa air. Apabila pada pagi hari cerah maka tanaman akan diirigasikan selama 7 menit, sedanghkan apabila pada siang hari memiliki cuaca yang mendung tanaman akan diirigasikan dalam jangka waktu 5 menit.
3.    Mengapa daun dapat menjadi kuning, karena pada tanaman stroberi tersebut mengalami kelebihan pupuk dimana diakibatkan oleh pupuk yang diberikan secara terus menerus mengendap pada akar tanaman.
4.    Hama yang menyerang tanaman stroberi hidroponik adalah trip, ulat daun   yang hijau, sedangkan untuk penyakitnya adalah buah busuk, karat daun (yang disebabkan cuaca yang lembab).
5.    Pemasarannya dapat mencapai restaurant dan hotel-hotel yang terkenal karena yakin memiliki kemampuan untuk menargetkan produksi buah dan kualitas buah yang dihasilkan.
6.    Karena tanaman paprika tersebut terkena penyakit yang mengakibatkan buah lembek, buah yang dihasilkan kecil. Hal ini dapat diatasi dengan pemanenan hasil lebih awal.
7.    Produksi paprika/harinya adalah 10 kg/ hari/ 5 are
8.    Media tanaman yang ada selain arang sekam adalah spon, nnamun yang paling baik dan cocok untuk tanaman stroberi dan paprika adalah menggunakan arang sekam.

BAB IV
KESIMPULAN
          Pada study lapang kali ini kami mahasiswa telah dapat banyak manfaat, diantaranya bagaimana dapat mengetahui keunggulan dari tekhnik penanaman dengan teknik hidroponik. teknik hidroponik, sangat berbeda dengan pertanian konvensional yang menggunakan sistem tanam pada lahan terbuka. Tentu pada keduanya memiliki perbedaan yang signifikan satu sama lain. Dimana, Pada pengembangan teknologi budidaya hidroponik lebih banyak mempunyai kelebihan dibandingkan pertanian konvensional, diantaranya:
a.    Kualitas buah lebih baik dibandingkan dengan pertanian teknologi konvensional;
b.    Kontunuitas konsumen lebih dapat di manage, karena terjadi sitem kontrak;
c.    Jarang terjadi dihasilkan pembusukan buah pada suatu arel hidroponik;
d.    Apabila dilihat dari segi ekonomis, biaya tenaga kerja lebih dapat diminimalisir;
e.    Pemeliharaan jauh lebih baik dan mudah;
f.    Sanitasi lebih baik, atau lebih mudah dikerjakan;
g.    Jumlan kuantitas penanaman lebih banyak.
Kelebihan-kelebihan diatas merupakan data yang signifikan petani lebih condong ke pertanian hidroponik, apabila dilihat dari segi keuntungannya.  Namun dari itu semua, masih kurangnya pengetahuan petani (petani kurang pendidikan) yang tidak memahami sistem kerja pertanian hidroponik mengakibatkan kemunduran “Go Hidroponik”. padahal, apabila ditimbang-timbang dan di hitung pertanian hidroponik jauh lebih menguntungkan daripada pertanian konvensional.
                                                   
Inpirasi yang Timbul
          Dalam study lapang kali ini banyak manfaat yang mahasiswa dapatkan, dimana telah banyak membuka wawasan yang timbul setelah mengikuti study lapang kali ini. Pemikiran/ide2 yang datang mungkin tidak terbayang  sebelumnya, ketika mahasiswa sebelum melaksanakan study lapang pertanian hidroponik ini. Begitu banyak konsep yang ada, begitu banyak tekhnik yang dihasilkan.
          Pada kesempatan ini mahasiswa mempunyai ide bagaimana suatu lahan yang sempit dapat banyak menghasilkan rupiah yang melimpah?  
          Jadi konsepnya, mahasiswa berangan-angan disuatu saat nanti membuat suatu sistem pertanian dengan menggunakan sistem tekhnologi hidroponik di suatu lahan yang tidak terlalu luas. Di lahan tersebut mahasiswa membangun suatu rumah makan+kebun hidroponik (hidroponik strawberry). pada halaman depan mahasiswa ingin membangun rumah makan atu kedai. Dan pada halaman belakang mahasiswa akan membangun kebun strawberry+sekolah pertanian hidroponik. jadi, konsep ini berpacu pada ekonomi keuntungan agribisnis yang tak melupakan edukasi pada pengunjung terutama bagi pengunjung anak-anak. Yang nantinya bakalan menjadi penerus pengembangan pertanian hidroponik. di usaha ini pula bakalan banyak minat dari kalangan remaja yang takut terik sinar matahari(kulit terbakar), disini pertanian  hidroponik yang memakai Green House jadi terik matahari tidak langsung terkena kulit, hal ini mencegah pembakaran pada kulit. Dijamin kulit tetap terawat dan tetap bersih.
          Pada kedai rumah makannya, mahasiswa memakai kedai tersebut dengan berbagai konsep, dimana dalam hidangan varians menunya beragam namun tetap memakai konsep alam. Menu mahasiswa dari hasil panen yang ada pada kebun strawberry, jadi pengunjung memetik sendiri lalu hasil petikan dibawa ke kedai akan diolah menjadi beberapa makanan dan minuman yang bertemakan strawberry. Jadi dari alam untuk manusia. Tetap sehat, semangat, dan pastinya tampil lebih muda karena makan buah-buahan.
          Mungkin inilah yang menjadi ide atau inspirasi mahasiswa setelah mengunjungi pertanian hidroponik di Bedugul, suatu objek yang menguntung dari segi ekonomis yang tak melupakan konsep hijau dan edukasi. Mahasiswa berharap usaha yang mahasiswa menguntungkan bagi orang lain. Mungkin mereka juga akan dapat suatu inspirasi dari usaha yang mahasiswa        

DAFTAR PUSTAKA
Slamet, Sugiyo., Pengembangan Pertanian dengan Tekhnik Budidaya Hidroponik. Surabaya:  Penebar Swadya,   2005.
Zulkarnaen, Moh., Bercocok Tanam dengan Hidroponik. Bandung : Penebar Swadaya, 2006 .
www. wikipedia.com
 
--FIN--

No comments:

 

Most Reading

EDUPEDIA

Powered by Blogger.