Pages

Sample text

Sample Text

Social Icons

Featured Posts

Struktur Anatomi Dan Sistem Fisiologis Cacing Tanah

Written by edupedia
Hendra Dwi Prasetyo // Citra O.S. Prasetyo
      
anatomi cacing tanah
     Struktur anatomi dan Fisiologis cacing tanah sangat berperan penting dalam penentuan klasfikasi dari suatu makhluk hidup termasuk cacing tanah. Maka dari itu penting sekiranya perlu diketahui bagaimana dan apasaja yang terdapat dalam tubuh cacing tanah. sehingga pada akhirnya akan mengetahui bagaimana kedudukan cacing tanah diantara makhluk hidup lainnya dan akan mengetahui tentang kekurangan serta kelebihan dari cacing tanah itu sendiri.


1.       Sistem pencernaan 

Sistem pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), kelenjar kalsiferous usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim - enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.


2.       Sistem peredaran darah
Cacing tanah mempunyai alat peredaran darah yang terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut dan lima pasang lengkung aorta. Lengkung aorta berfungsi sebagai jantung. Cacing tanah memiliki sistem peredaran darah tertutup. Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah ini, darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung melewati vena. Kelebihan system peredaran tertutup adalah sistem peredaran tertutup beroperasi dengan tekanan darah yang lebih tinggi. Selain itu, lebih efisien karena menggunakan darah jauh lebih sedikit untuk tingkat yang lebih tinggi dan lebih cepat dari distribusi. Karena darah beroksigen dapat mencapai ekstremitas tubuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan sistem terbuka, organisme dengan sistem tertutup dapat memetabolisme lebih cepat, yang memungkinkan mereka untuk bergerak, mencerna dan menghilangkan limbah jauh lebih cepat. Selain itu, karena distribusi yang efisien sehingga antibodi, respon imun yang lebih kuat, membantu tubuh untuk melawan infeksi yang lebih kuat. Cacing tanah memiliki dua pembuluh darah utama dorsal dan ventral yang membawa darah menuju kepala atau ekor. Karena epidermis dari cacing tanah yang sangat tipis dan terus-menerus bersifat lembab, ada banyak kesempatan untuk pertukaran gas yang  membuat sistem relatif tidak efisien. Ada juga organ khusus dalam cacing tanah untuk menghilangkan limbah nitrogen. Namun, darah dapat mengalir ke belakang dan sistem ini hanya sedikit lebih efisien daripada sistem terbuka serangga. Banyak invertebrata tidak memiliki sistem peredaran darah sama sekali. Sel-sel mereka cukup dekat dengan lingkungan mereka untuk pertukaran oksigen, gas-gas lainnya, nutrisi, dan produk-produk limbah dalam berdifusi keluar dari dan ke dalam sel mereka. Pada hewan dengan beberapa lapisan sel, terutama hewan tanah, sistem peredaran darah ini tidak akan bekerja, karena sel-sel mereka terlalu jauh dari lingkungan eksternal untuk berosmosis dan difusi sederhana.



Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esopagus berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.
      3.       Sistem gerak
Tubuh cacing tanah terdiri dari segmen-segmen dan memiliki struktur organ-organ sederhana, yang justru menyebabkan cacing tanah dapat terus beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Cacing tanah tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan, otot badannya yang memanjang (longitudinal) dan otot badannya yang melingkar tebal (sirkuler) ternyata sangat berguna untuk pergerakan. Kontraksi otot longitudinal menebabkan tubuh cacing tanah bisa memanjang dan memendek. Sedangkan kontraksi otok sirkuler menyebabkan tubuh cacing tanah mengembang dan mengkerut. Sinkronisasi kontraksi kedua jenis otot ini menimbulkan gaya gerak kedepan. Kalau diperhatikan kelihatan lemah, tetapi sebetulnya tidak demikian, cacing tanah termasuk relatif kuat karena dengan susunan otot yang melingkar dan memanjang cacing tanah dapat menembus tanah. Cacing tanah dapat mendorong suatu benda atau batu kecil yang 60x lebih berat dari tubuhnya sendiri, tetapi bila tidak dapat didorong, tanah itu akan dimakannya dan setelah itu bersama-sama kotoran dikeluarkan atau disembulkan melalui anus.


sistem gerak cacing tanah
Cacing tanah juga mempunyai struktur pembantu pergerakan yang disebut seta, fungsinya adalah sebagai jangkar supaya lebih kokoh pada tempat bergeraknya. Bila seekor cacing tanah ditarik dari lubangnya, tubuhnya akan putus. Hal ini disebabkan karen daya lekat seta. Alat bantu lainnya adalah lendir yang dihasilkan oleh kelenjar lendir pada epidermisnya. Lendir (mucus) ini terus diproduksi untuk melapisi seluruh tubuhnya, supaya lebih mudah bergerak ditempat-tempat yang kasar, misalnya pada daun-daun dan ranting-ranting tanaman yang gugur. Lendir dipakai untuk memperlicin saluran atau lubang didalam tanah, sehingga leluasa bergerak didalam lubang.
      4.       Sistem ekskresi

Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

sistem ekskresi pada cacing tanah  bag. 1

sistem ekskresi pada cacing tanah  bag. 2
                (http://1.bp.blogspot.com/)
Penjelasan gambar (sistem ekskresi pada cacing tanah  bag. 2):
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar. Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi. Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum.


Inilah salah satu alasan mengapa cacing tanah memiliki habitat di lingkungan yang lembab karena cacing tanah mendifusikan sisa amoniaknya pada tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

5.       Sistem Pernapasan / Respirasi


Cacing bernapas menggunakan kulit. Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah terjadi difusi oksigen dan CO2 yang kemudian diteruskan kedalam pembuluh darah sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi. Karena ternyata dibawah kulit itu terdapat kapiler-kapiler darah. Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh. Maka Cara respirasi cacing ini berbeda dengan serangga karena pada serangga oksigen bisa langsung menuju ke sel sel tubuh, Sedang pada cacing harus masuk ke pembuluh darah sehingga pengangkutan oksigen secara tertutup mengingat peredarannya oksigen berada di dalam pembuluh darah , Kulit yang digunakan untuk proses difusi yaitu bagian dorsal / sisi punggung.

sistem pernaapasan cacing tanah 1(http://4.bp.blogspot.com/)
sistem pernaapasan cacing tanah 2

   6.       Sistem Reproduksi

Cacing tanah bereproduksi secara seksual dan bersifat hermafrodit, tetapi cacing tidak melakukan pembuahan sendiri melainkan secara silang. Sebagai ilustrasi: 2 cacing yang melakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium cacing pasangannya. Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma. Setelah itu, ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing dan menjadi individu yang baru. Telur menetas setelah tiga minggu dan dapat menghasilkan 2-20 lebih secara sekaligus anak cacing.













refrensi: http://tatangsma.com/ , http://serietno.blogspot.co.id/

--fin--

No comments:

 

Most Reading

EDUPEDIA

Powered by Blogger.